5/10/14

What is Economic Diplomacy?



Diplomasi ekonomi pada abad 21 ini sangat berdampak besar pada seluruh kegiatan ekonomi pada taraf dunia. Transformasi yang sangat besar terjadi pada peralihan tahun 90an ke abad millenium. Dimana pada abad ini suatu negara lebih menekankan tentang bagaimana suatu negara membuat keputusan dalam negeri, bagaimana suatu negara  melakukan negosiasi internasional, dan bagaimana proses dalam berdiplomasi di ranah internasional berinteraksi. Pasca perang dingin memang banyak negara-negara bertansformasi dalam segala bidang, terutama dalam bidang ekonomi negara sebagai aktor utama saling berlomba-lomba untuk meningkatkan perekonomian negara mereka masing-masing. Hal ini menunjukkan seakan-akan banyak negara yang bangkit dan muncul kekuatan-kekuatan baru akibat dari krisis keuangan dan ekonomi baru-baru ini.
Pada abad 21 ini aktor yang terlibat dalam mempengaruhi suatu pengambilan kebijakan bukan hanya negara saja namun diluar birokrasi ada banyak sekali aktor seperti NGO, kelompok bisnismen, perusahaan multinasional, media massa, dan masih banyak lagi. Economic diplomacy menjadi sebuah pelajaran penting bagi penstudi hubungan internasional karena kini International Political Economy (IPE) lebih fokus pada faktor-faktor struktural yang terjadi pada suatu negara, seperti power yang dimiliki negara untuk melakukan kegiatan ekonomi dan proses-proses yang terjadi di dalam perekonomian nasional.
Secara garis besar economic diplomacy disini didefinisikan tentang bagaimana cara berdiplomasi secara persuasif menggunakan seluruh alat-alat ekonomi negara demi mencapai kepentingan nasional. Aktornya pun, dalam economic diplomacy sendiri tidak hanya seorang birokrat dimana yang berangkat menjadi perwakilannya adalah seorang presiden ataupun menteri luar negerinya, namun saat ini semakin meluas dimana globalisasi juga terjadi, dimana bukan hanya mereka saja melainkan seluruh entitas negara bisa masuk dalam proses aktivitas dari economic diplomacy seperti NGO, bisnismen, dan lain sebagainya.

Dalam melakukan Economic diplomacy menggunakan seluruh elemen yang ada dalam negara tersebut, termasuk negosiasi informal dan kerjasama perdagangan. Tetapi umumnya melalui soft types of regulations atau lebih dikenal code of conduct hingga pada aturan yang mengikat yang menggunakan sebuah perjanjian. fokus utama isu dalam diplomasi ekonomi disini adalah lebih kepada perdagangan, keuangan, energi, dan lingkungan global dimana Jangkauan daripadanya sangat berkaitan erat dengan kebijakan produksi, pergerakan atau pertukaran barang, jasa, investasi (bantuan resmi pembangunan), uang, informasi dan regulasi yang dihasilkan oleh suatu negara.
. Semakin meningkatnya integrasi ekonomi yang terjadi antar negara maka akan menciptakan pasar global internasional yang berdampak pada peningkatan produksi dan investasi suatu negara. selain itu kebijakan luar negeri negara untuk kepentingan nasional bisa merubah persaingan antar regional satu dan yang lain. Dengan kata lain antara integrasi ekonomi di tingkat regional dan kebijakan luar negeri suatu negara dalam mengakomodasi kepentingan nasionalnya sangat berkaitan erat dan berkesinambungan.
Seperti dibahas sebelumnya diplomasi ekonomi adalah tentang bagaimana suatu negara mengatur permasalahan mereka sendiri mengenai kebijakan luar negeri mereka. Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang prediksi-prediksi yang dilakukan suatu negara terhadap suatu kasus secara sederhana. Kemudian dari prediksi-prediksi tersebut berkembang menjadi sebuah kerangka pemikiran seseorang yang kemudian mereka konstruk sendiri. Dalam Ekonomi Politik Internasional sendiri memiliki tiga asumsi dasar secara umum yakni systemic, societal, dan state centred yang membentuk konstruksi kebijakan nasional. Dibawah ini akan dijelaskan tentang level analisis EPI :
a.       Systemic : Sistem internasional memandang sebuah kejadian yang ada dalam internasional itu secara kaku. misalnya, Teori rezim menjelaskan tentang bagaimana dan kenapa sebuah negara melakukan bekerjasama, dan teori struktural memandang sebuah ekonomi adalah interdependence.



b.      Domestic : Melihat bagaimana negara menjelaskan perilaku internasionalnya. Dalam level domestik nasional, ada societal dan state centred theories, yang terbagi :
1.      Societal Theories : melihat sebuah kebijakan sebagai hasil interaksi dari kelompok kepentingan yang bermacam-macam, dimana pemerintah yang bertindak sebagai agen resmi dalam negosiasi.
2.      State Centred : fokus pada peran struktur institusi dan saling tarik-menariknya kepentingan antar departemen pemerintah yang berbeda.
c.       Ideas and Individuals : ideologi politik dan individu sangat menentukan pengaruh pada pengambilan kebijakan sebuah negara.
Inti dari dalam buku ini pemerintah mencoba mengkategorikan dengan tiga macam ketegangan, yaitu:
1.      Ketegangan Antara Ekonomi dan Politik.
2.      Ketegangan Antara Tekanan Domestik dan Internasional.
3.      Ketegangan Antara Pemerintah dan Kekuatan Lain.

Pada dasarnya globalisasi membuat pemerintah meningkatkan economic diplomacy yang dilakukan. Disini Isu-isu kriminalisasi internasional dan kesejahteraan ekonomi dunia menjadi fokus utama. Pemerintah mulai mencari cara baru untuk meningkatkan akomodasi dalam pembuatan kebijakan luar negeri untuk kepentingan nasionalnya dan negosiasi dalam economic diplomacy, dengan tujuan mengimbangi power negara lain dalam dunia internasional. Kegiatan ekonomi sekarang ini telah di ubah oleh pemerintah dengan memberi kesempatan perusahaan-perusahaan swasta yakni dengan saling menunjukkan kekuasaan melalui penghapusan hambatan perdagangan dan privatisasi. Selain itu pemerintah mencoba bekerja sama agar NGOs untuk menciptakan stabilitas.
                 

No comments:

Post a Comment