5/10/14

Arah Kebijakan Luar Negeri Israel atas Kepemilikan Nuklir Iran

Selama beberapa tahun ini Israel merasa terancam keamanannya karena Negara Iran, hubungan kedua negara ini pun semakin memanas. Memanasnya hubungan Israel dengan Iran yang terjadi selama ini tak lain dan tak bukan adalah mengenai nuklir di Iran, karena dewasa ini para ahli berpendapat bahwa program nuklir Iran semakin lama semakin mengkhawatirkan. Menurut Israel, Negara Iran telah menyalahi aturan IAEA (International Atomic Energy Agency) karena memiliki nuklir tersebut. Para pejabat Iran hingga kini tetap bersikeras bahwa program nuklir yang dilakukan oleh Negara Iran semata-mata hanya untuk tujuan mewujudkan perdamaian dunia. Namun, tetap saja para pejabat Israel hingga kini selalu mengklaim bahwa hal ini adalah menyalahi aturan dan harus dihentikan sekaligus ditutup proyek nuklir milik Iran ini. Bukan hanya negara-negara anggota di Middle East namun juga negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa. Ini dikarenakan semakin lama semakin muncul banyak spekulasi dan pertanyaan bahwa Iran akan menggunakan fasilitas nuklirnya untuk membuat senjata-senjata dengan nuklir, bukan untuk perdamaian seperti yang dikatakan oleh pemerintah Iran sebelumnya.
Iran mulai melaksanakan program nuklirnya sejak tahun 1960-an. Instalasi nuklir Iran pertama adalah untuk riset nuklir dengan kekuatan hanya lima Megawatt yang diperolehnya dari AS dan memulai beroperasi pada 1967. Di bawah pemerintahan Shah, Iran terus mengembangkan aktifitas nuklirnya dengan melakukan kerjasama dan transaksi dengan beberapa perusahaan Eropa, seperti perusahaan ”Siemen” dari Jerman pada tahun 1975, dan perusahaan dari Perancis pada tahun berikutnya. Pada tahun 2003, muncul awal mula permasalahan terhadap pengembangan nuklir Iran, yang dimulai oleh pengumuman yang dilakukan oleh pihak oposisi Iran yang diasingkan, bahwa Iran sedang mengejar program nuklir yang bersifat rahasia dan tidak aman, kemudian menyelimuti dan menyembunyikannya dari International Atomic Energy Agency (IAEA).
Di Timur Tengah sendiri Iran mendapat respon yang negatif dari beberapa negara, security dilemma  muncul ditengah-tengah  negara timur tengah karena adanya kepemilikan fasilitas pengayaan uranium Iran.  seperti yang dilakukan kawan sebelah barat dayanya Turki misalnya, Turki meminta bantuan NATO untuk penambahan sistem pertahanan Rudal Patriot guna mengimbangi kekuatan Iran. Israel melakukan tindakan yang lebih provokatif  dengan menyatakan kesiapannya melakukan perang terhadap Iran dan melakukan aksi sabotase terhadap fasilitas pengayaan uranium milik Iran[1]. Hal ini sangat terlihat pada pernyataan Netanyahu pada saat menghadiri pertemuan di Roma bersama John Kerry pada oktober 2013 lalu dimana Netanyahu mengatakan sebagai Perdana Menteri Israel telah mengupayakan langkah-langkah dengan mendorong masyarakat internasional untuk mengecam Iran dan mendorong untuk memaksa Iran melakukan pembatasan pengayaan uranium Iran dan sekaligus memastikan bahwa program nuklirnya adalah untuk tujuan damai.
Pada tahun 2014 ini anggaran militer Israel setidaknya 3.47 milyar dollar AS yang  dikhususkan untuk meningkatkan peralatan militer mereka guna persiapan perang dengan Iran. Pejabat Jerusalem  baru-baru ini pun mengatakan bahwa Israel bisa menyerang tempat pengayaan nuklir Teheran tanpa membutuhkan bantuan sahabat karibnya Amerika Serikat karena pemimpin Gedung Putih sendiri meskipun menyatakan sikap pengecaman terhadap program pengayaan nuklir milik Iran, namun disisi lain Obama juga mengecam tindakan provokasi dari Israel terhadap Iran. Pejabat-pejabat militer senior Israel mengatakan bahwa dana tersebut merupakan seperlima dari anggaran militernya setiap tahun dimana anggara tersebut dikhususkan untuk persiapan serangan udara menghancurkan fasilitas-fasilitas nuklir milik Teheran. Menteri Pertahanan Israel Moshe Yaalon mengkritik AS bahwa upaya diplomatik yang digunakan dalam penyelesaian nuklir iran akan menjadi angan-angan belaka dan hanya kemampuan Israel untuk melakukan cara-cara militerlah yang akan menyelesaikan kasus ini[2].
Jika dilihat secara geografis, memang negara Iran dan negara Israel tidak  berbatasan secara langsung sehingga ditakutkan konflik antara kedua negara ini juga akan mempengaruhi negara-negara sekitarnya terutama timur tengah sendiri. Saat ini jika dilihat dari konflik yang ada di timur tengah negara yang menjadi penentu terbukanya kemungkinan terjadinya perang Israel-Iran adalah Suriah. karena Suriah secara tersurat telah menyediakan lahan untuk berperang, dimana di suriah akan menjadi lintasan perang israel untuk menyerang iran jika perang benar-benar terjadi.
Dari respon-respon yang dilakukan Israel terhadap Iran menunjukkan bahwa kebijakan luar negeri Israel sangat agresif terhadap Iran, diantaranya dengan menghimpun seluruh masyarakat internasional untuk melakukan pengecaman kepada Iran terhadap kepemilikan nuklirnya yang terindikasi dipergunakan untuk senjata perang. Selain itu desakan-desakan Israel terhadap negara Super Power untuk melakukan tindakan tegas bukan hanya negosiasi semata. Dalam menanggapi kepemilikan nuklir Iran, negara Israel lebih memilih untuk melakukan tindakan-tindakan agresif diantaranya pada tahun 2014 ini anggaran militer Israel setidaknya 3.47 milyar dollar AS yang  dikhususkan untuk meningkatkan peralatan militer mereka guna persiapan perang dengan Iran. Israel secara terang-terangan menyatakan siap perang dan siap melakukan penyerangan terhadap fasilitas-fasilitas pengayaan nuklir milik Iran.


[1] Zanotti, Jim. 2014. Israel: Background and U.S. Relations. Congressional Research Service.
[2] Guez, Jack & Hamid forotan . Israel budgets $3 bn for strike on Iran - report . dikutip dari  http://rt.com/news/israel-iran-war-budget-901/

No comments:

Post a Comment